Selasa, 08 Februari 2011

Budidaya Tanaman Kencur (Kaempferia Galanga L)


BUDIDAYA  TANAMAN  KENCUR
( Kaempferia galanga L. )


I.       PENDAHULUAN

Tanaman Kencur ( kaempferia galanga L. ) termasuk kedalam famili jahe-jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asli India dengan daerah penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Sifat dan bentuk tanaman yaitu berbatang semu, jumlah daun 2-3 helai, warna bunga putih, umbi berwarna kuning kecoklatan dan banyak mengandung air.   Komposisi umbi terdiri dari pati 4,14%,  mineral sebanyak 13,73% serta minyak atsiri  2,4-3,9% yang terdiri dari cineol,  asam methyl,  aldehide,  ethyl,  ester  dan lain-lain.
Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat tradisional, oleh karenanya banyak petani yang mengusahakan di pekarangan maupun di tegalan baik secara monolkultur ataupun secara tympang sari, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani.
Pada saat ini kencur banyak dalam industri rokok, jamu dan kosmetika dengan perkiraan kebutuhan dalam negeri untuk ketiga komponen tersebut sebesar 10 ton cip kencur kering atau setara dengan 100 ton rimpang basah.

II.      SYARAT TUMBUH

     2.1.  Iklim
-        Tinggi tempat  : 50 m – 1.000 m dpl.
-        Intensitas cahaya         : Sedikit terlindung dari sinar matahari lansung
-        Curah hujan                 : 2.500 – 4.000 mm/ tahun

   2.2.   Tanah
-        Jenis tanah                   : Lempung berpasir, lempung berliat.
-        Struktur                       : Remah dan kaya humus.

III.    BERCOCOK TANAM

    3.1.    Klon Anjuran
-        Jenis kencur berdaun sempit
-        Jenis kencur berdaun lebar

   3.2.    Pemilihan Bibit
Berasal dari pohon yang sudah tua, cara memperoleh bibit ada 2 cara :
a).     Lansung tanam
Rimpang segar setelah dipotong-potong sepanjang 4 Cm lansung ditanam dilapangan tanpa disimpan dulu.
b).     Ditunaskan dulu
Rimpang setelah dipotong-potong 4 Cm disimpsn dalam gudang 1-2 minggu (sampai tunas bermunculan),  ruang tempat penyimpanan harus kering,  tidak panas dan tidak terlindung.    Rimpang dihamparkan (tidak bertumpuk) di atas rak kayu atau bambu. Bibit yang baik mempunyai 2-3 buah mata tunas.
Keperluan bibit sekitar 1-2 ton / hektar dengan jarak tanam sekitar                20 X 15 Cm.

3.3.    Penyiapan Lahan
-        Tanah dibersihkan dari rerumputan lalu dicangkul 2 (dua) kali.
-        Dibuat bedengan sambil diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar.

3.4.    Penanaman
-        Penanaman pada awal musim hujan.
-        Jarak tanam 20 X 15 Cm, kecuali untuk tumpang sari 60 X 40 Cm.
-  Cara penanaman dengan meletakan bibit dicelup / dipping pada larutan      anti biotik agrimyoin, sterptomyoin.


    3.5.    Pemeliharaan
-        Penyiangan         
Pada minggu ke II – IV setelah tanam atau tergantung keadaan.
-        Mulching        
Penutupan tanah bisa denngan jerami atau ampas perasan tebu.
-        Pemupukan    
Pada saat tanaman sudah membentuk daun sempurna (akhir minggu ke 4) dipupuk dengan pupuk Urea 75 Kg, TSP 200 Kg dan KCl 100 Kg dan pada saat tanaman berumur 3 bulan dipupuk dengan Urea  sebanyak 75 Kg
-        Penggemburan tanah 
     Dilakukan disekitar rumput pada umur 3 bulan bersamaan dengan   pemupukan ke II.
-        Hama dan Penyakit   
     Hama pada tanaman kencur tidak banyak yang penting adalah  penyakit  busuk umbi oleh bakteri Pseudomonas sp.

IV.    PANEN

4.1.   Umur
-       Mulai dapat dipanen umur 6-8 bulan, dan dapat ditunda sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan membusuk dan kadar patinya menurun.
-       Panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat.
-       Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun menguning dan akhirnya gugur.

4.2.   Cara Panen
-       Membongkar seluruh rimpang dengan cangkul, garpu atau alat lainnya.
-       Mematahkan atau memotong rimpang bagian pinggir,  sisa  yang tertinggal dibiarkan tumbuh untuk musim tanam berikutnya.
4.3.    Produktivitas
-            Produksi rimpang bisa mencapai 6-10 ton /hektar.
-            Variasi produksi di pengaruhi oleh kesuburan tanah, jenis kencur dan pemeliharaan selama penanaman

V.                PENGOLAHAN HASIL

Hasil lahan kencur bisa berupa  rimpang basah dan rimpang kering. Pada Pengolahan Rimpang basah, rimpang hanya dibersikan,  dikering anginkan, dikemas lalu diangkut.
Pada pengolahan rimpang kering terdapat proses pengeringan, pencelupan dan pengeringan.

 

KHASIAT TANAMAN KENCUR BAGI KESEHATAN



I.      PENDAHULUAN

Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka industri farmasipun semakin berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang kian pesat.  Namun dalam keadaan krisis ekonomi saat ini tidak semua lapisan masyarakat mampu membeli produk farmasi yang dibutuhkan, oleh karena itu pengobatan dengan tanaman secara tradisional merupakan salah satu pilihan yang bijaksana.  Begitu banyak tanaman yang berfungsi sebagai tanaman obat-obatan salah satu diantaranya adalah tanaman kencur.
Kencur termasuk ke dalam suku jahe-jahean (zingeberaceae) dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L.  Aroma kencur sangat lembut dan khas sehingga mudah membedakan dengan jenis dari zingeberaceae yang lainnya.  Fungsi tanaman kencur selain sebagai penyedap makanan juga banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional yang khasiatnya dapat mengobati berbagai macam penyakit, sehingga tidak heran apabila pabrik-pabrik pengolahan obat trasional banyak mempergunakan bahan baku kencur.

II.     KHASIAT TANAMAN KENCUR

Kencur dipergunakan untuk meramu obat-obatan tradisional yang sudah banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik jamu maupun dibuat sendiri, selain itu rimpangnya bisa dijadikan obat tanpa diramu dengan tumbuhan lain ataupun diramu dengan campuran bahan lain.   Secara garis besar khasiat tanaman kencur adalah :

1.       Expentorasia
yaitu untuk menyembuhkan batuk dengan cara mengencerkan dahak serta memudahkan keluarnya dahak.

2.       Dinretioca
yaitu untuk memperlancar proses pengeluaran urine (air kencing).
3.       Carminativa
yaitu untuk membantu proses pengeluaran angin dari dalam perut akibat perut kembung / masuk angin.

4.       Stimulansia
yaitu untuk membangkitkan atau memberikan rangsangan.

5.       Protection
yaitu untuk memberikan perlindungan pada pakaian atau buku dari gangguan serangga.

III.             RESEP PEMBUATAN OBAT-OBATAN TRADISIONAL


1.         Batuk
a.  Rimpang kencur 1 jari (jangan dibuang kulitnya) dicuci bersih lalu  dikunyah halus-halus dengan sedikit garam kemudian ditelan dan disusul dengan minum air hangat dilakukan 2 kali sehari.
b.         Rimpang kencur 2 jari, bawang merah 8 butir, buah kapolaga 3 buah, buah kelengkeng 8 buah, daun kaki kuda 1/3 genggam, daun jinten ¼ genggam, rimpang jahe 1 jari. Semua bahan dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dalam air bersih 3 gelas, hingga setengahnya, kemudian beri madu murni 4 sendok makan. Diminum 3 kali sehari sebanyak ½ gelas.

2.         Masuk Angin
a.   Rimpang kencur ¾ jari, jahe ½ jari, tempurung ½ jari, gangle 1/3 jari, adas ½ sendok teh, gula aren secukupnya. Semua bahan kecuali gula aren dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya kemudian direbus dalam air bersih 4 gelas hingga tersisa 3 gelas. Diminum 3 kali sehari ¾ gelas.
b.            Rimpang kencur ½ jari, dicuci bersih, dikunyah dengan garam    secukupnya sesudah halus lalu ditelan disusul dengan minum air hangat 2 kali sehari.
3.             Muntah – Muntah
a.   Rimpang kencur 1 jari dicuci bersih lalu diparut dan dicampur dengan garam   sedikit, airnya disaring dan diminum 1-2 kali sehari.
b.        Rimpang kencur 1 jari, buah kapulaga 3 buah, jintan ¾ sendok teh, adas ¾ sendok teh. Bahan semua dicuci lalu ditumbuk seperlunya dan direbus dengan air bersih 2 gelas hingga tinggal ¾ nya kemudian ditambah gula aren secukupnya, setelah dingin diminum 1-2 kali sehari.

4.             Tetanus
    Rimpang kencur 1 jari, putik mengkudu 15 buah, rimpang lengkuas ¾ jari, lempuyang ½ jari, temulawak ¾ jari, jahe ½ jari, bangle ½ jari. Semua bahan dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan air bersih 4 gelas hingga tinggal ¾ nya setelah dingin disaring lalu diminum 3 kali sehari ¾ gelas.

5.             Radang Lambung
Rimpang kencur 1 jari, putik mengkudu 15 buah, rimpang lengkuas ¾ jari, lempuyang ½ jari, temulawak ¾ jari, jahe ½ jari, bangle ½ jari. Semua bahan dicuci dipotong seperlunya lalu direbus dengan air 4 ½ gelas hingga menjadi ½ nya, setelah dingin disaring lalu diminum 3 kali sehari ¾ gelas.

6.             Mulas
Rimpang kencur 1 jari daun saga 1/5 genggam, bangle ½ jari, kapulaga 2 buah, asam trenggali 2 jari, cengkeh 10 kuntum, adas ½ sendok teh, pulosari ¾ jari daun sena ½ genggam. Semua bahan dicuci dan dipotong-potong lalu ditumbuk dan direbus dengan air 4 gelas hingga ¾ bagiannya, kemudian setelah dingin disaring dan diminum 2-3 kali sehari ¾ gelas.




7.             Keracunan

a.    Keracunan jamur
       Kencur 1 jari, sambiloto 1/3 genggam, daun jinten ¼ genggam. Bahan   ditumbuk halus dan diberi air bersih ¾ gelas, lalu diperas dan disaring kemudian diminum 2-3 kali sehari ¾ gelas.

b.    Keracunan udang
       Kencur ¾ jari, daun bidara laut ¼ genggam, daun kaki kuda 1/3 genggam, gula aren secukupnya. Bahan-bahan kecuali gula aren dicuci dipotong-potong lalu direbus dengan air bersih 2 gelas hingga tinggal ¾ nya, kemudian diminum 1-2 kali sehari ¾ gelas.

c.    Keracunan Tempe Bongkrek
       Rimpang kencur ¾ jari, daun gidana laut ¼ genggam, daun kaki kuda ¼ genggam, daun jinten ¼ genggam, gula aren secukupnya. Kemudian setelah bahan dicuci direbus dengan air 2 gelas hingga menjadi ¾ nya kemudian diminum 1-2 kali sehari, sekali minum ¾ gelas.

8.         Luka Berdarah/Bernanah dan Borok
     Kencur 2 jari lalu dicuci dan diparut dan dicampur air 4 sendok makan lalu air perasannya diteteskan pada luka atau dapat digunakan untuk mencuci pada luka bernanah.

9.         Keramas
Untuk menyuburkan rambut bisa dengan mencuci 15 lembar daun kencur lalu ditumbuk dan dicampur 2 gelas air, dan air perasannya bisa untuk mencuci rambut.



10.     Beras Kencur
            Beras ½ genggam (disangrai, dicor air panas ¼ jam, tiriskan), kencur ½ genggam (diungkep), lempuyang, jahe, kunyit, asam masing-masing 1 jempol (dibakar dan diseduh air panas), gula aren 1 jari (dicairkan), cabe jawa 3 buah (direndam air panas), kedawung 3 biji, kayu manis sepotong, cengkeh, kapulaga masing-masing 3 buah lalu disngrai. Setelah siap bahan lalu ditumbuk halus dan diberi air hangat sedikit demi sedikit lalu peras dan saring baru campurkan gula aren cair dan asem.



.







Budidaya Tanaman Rosela (Hibiscus Sabdarifa L)


ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)
  1. PENDAHULUAN (PENGENALAN & PROSPEK ROSELA)
  2. NILAI GIZI DAN MANFAAT ROSELA
  3. KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
  4. BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
       A. SYARAT TUMBUH
       B. TEKNIK BUDIDAYA
       C. SISTEM TANAM
       D. HAMA DAN PENYAKIT
       E. PANEN DAN PASCA PANEN
V. PRODUK OLAHAN ROSELA

I. PENDAHULUAN (Pengenalan & Prospek Rosela)
Saat ini Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) menjadi begitu populer, karena :
Banyak digunakan sebagai kebutuhan pengobatan, terutama untuk
   pengobatan alternatif.
•  Memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak
    manfaat.
Rosela memiliki daya tarik yang luar biasa.  Kelopaknya yang berwarna merah menyala membuat orang menjadi tertarik.  Warna merah ini disebabkan rosela banyak mengandung pigmen antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.  Kelopak bunga rosela juga memberikan sensasi bunga yang harum dan rasa asam yang menyegarkan.

C. PROSPEK PASAR
Prospek pemasaran produk olahan berbahan baku bunga dan daun rosela cukup prospektif, terutama untuk pasar luar negeri.  Hal ini dibuktikan dari ekspor rosela ke negara Amerika dan Eropa terus meningkat.  Negara importir terbesar rosela saat ini adalah Jerman, Amerika, Inggris dan Jepang.
Negara pengekspor utama tanaman rosela adalah Cina, Meksiko, Cile, India, Thailand, dan Peru.  Cina menguasai sekitar 34% pasar rosela di Amerika, diikuti oleh Meksiko dan Cile yang masing-masing menguasai 13% dan 12% pasar Amerika.  Sedangkan, negara tujuan utama ekspor Sudan adalah Jerman.

B. ASAL USUL ROSELA
Ada berbagai pendapat mengenai daerah asal Rosela. Ada yang berpendapat bahwa rosela merupakan tanaman asli India yang dibawa ke Malasyia, kemudian dibudidayakan di Afrika.  Pendapat lain mengemukakan bahwa rosela sudah dibudidayakan di Sudan sejak 4.000 tahun SM.
Di Indonesia, nama rosela sudah dikenal sejak tahun 1922.  Tanaman ini tumbuh subur di sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat.  Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela yang bermekaran.

II. NILAI GIZI DAN MANFAAT
Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif.  Kelopak bunga juga mengandung vitamin C, A, dan asam amino, juga protein dan kalsium.
Manfaat bagi kesehatan antara lain sebagai pencegah kanker, radang, mengendalikan tekanan darah, memperlancar buang air besar, menurunkan panas, meluruhkan dahak, , kolesterol tinggi, mencegah kanker darah, mengurangi resiko osteoporosis.

KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
Dalam taksonomi tumbuhan, rosela diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø  Divisio                   : Spermatophyta
Ø  Subdiviso                             : Angiospermae
Ø  Kelas                                     : Dicotyledoneae
Ø  Ordo                                      : Malvaceae
Ø  Genus                   : Hibiscus
Ø  Spesies                 : Hibiscus sabdariffa L
Ø  Varietas                               : Hibiscus sabdariffa varietas
                                          sabdariva L
                                                   Hibiscus sabdariffa varietas
                                                   ultisima Wester
Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa merupakan tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-cabang, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3,5 m.  Batangnya bulat dan berkayu.  Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah.  Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling, terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan pinggiran daun bergerigi.  Rosela memiliki daun yang panjangnya mencapai 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm.  Sementara tangkai daun berbentuk bulat, berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm.
Bunga Rosela bertipe tunggal, artinya hanya terdapat sat kuntum bunga
Pada setiap tangkai bunga.  Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika
Sedang mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. 
Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang
1 cm, pangkal saling berlekatan, dan berwarna merah.  Bagian inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Mahkota rosela berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm.  Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 5 mm.  Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah.  Bunga rosela bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri.
Buah Rosela berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima ruang, dan berwarna merah.  Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm.  Bentuk biji mempunyai ginjal, berbulu dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm.  Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.
KULTIVAR
Terdapat lebih dari 100 kultivar rosela. Kultivar komersial paling banyak ditanam di Cina, Thailand, Meksiko, dan Afrika terutama di Sudan, Senegal, dan Mali.
Perbedaan kultivar tidak hanya mempengaruhi produksi, tetapi juga kandungan bahan kimia dan mineral kelopak bunga. Rosela dengan kelopak berwarna merah mengandung zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar lainnya.  Sementara rosela dengan kelopak bunga berwarna merah tua mengandung abu dan kalium lebih besar.

BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
SYARAT TUMBUH
  1. SUHU
  2. AIR
  3. CAHAYA, PANJANG HARI, DAN WAKTU TANAM
  4. TANAH
A.                  SUHU
Tanaman rosela tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian kurang dari 600 meter dpl.  Semakin tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan rosela akan terganggu. Rosela dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan suhu rata-rata bulanan 24-320C. Namun masih torelan terhadap suhu 10-360C.
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosela memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 210C
B.                  AIR
Curah hujan rata-rata yang dibutuhkan rosela 140-270 mm per bulan dengan kelembaban udara di atas 70%.  Jika curah hujan tidak mencukupi bisa diatasi dengan pengairan yang baik.  Periode kering dibutuhkan untuk pembungaan dan produksi biji.
Hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan menurunkan produksi. Selain itu, tanaman menjadi mudah rebah karena keberatan buah.  Akibatnya kelopak bunga yang dekat permukaan tanah menjadi busuk.
C.                  CAHAYA, PANJANG HARI, & WAKTU TANAM
Rosela merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembangunan memerlukan panjang hari kurang dari 12 jam).  Pad umur 4-5 bulan pertama pertumbuhannya (masa vegetatif), rosela membutuhkan panjang hari sekitar 13 jam untuk mencegah pembungaan dini.
Rosela toleran thd sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi pertumbuhan terbaik ditunjukkan pd tanaman yang ditanam dilapang pada kondisi cahaya penuh.
Waktu tanam mempengaruhi kandungan kimiawi kelopak bunga rosela.  Biasanya rosela ditanam pada bulan Mei.
D.                  TANAH
Berbagai jenis tanah dapat ditanami rosela, terutama struktur yang dalam, bertekstur ringan dan berdrainase baik.  Rosela toleran thd tanah masam dan agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam pd tanah berkadar garam tinggi.  Kemasaman tanah (pH) optimum untuk rosela adalah 5,5-7, dan masih dapat toleran pada pH 4,5-8,5.  Selain itu, rosela tidak tahan thd genangan air.
Rosela memiliki sistem perakaran yang dalam.  Karena itu, kedalaman tanah optimal yang dibutuhkan di atas 150 cm.  Namun, rosela masih dapat ditanam pada kedalaman tanah sedang (50-150 cm). Apabila terbatas ukurannya misalnya dalam polybag maka pertumbuhannya tidak optimal.

TEKNIK BUDIDAYA
A.      PERSIAPAN LAHAN
B.      PERSIAPAN BAHAN TAN.
C.      PEMBIBITAN
D.      PENANAMAN DI POLYBAG
E.       JARAK TANAM
F.       PEMUPUKAN
G.     PEMANGKASAN
H.      PENGENDALIAN GULMA

A.      PERSIAPAN LAHAN
Pada penanaman yang intensif, lahan untuk rosela perlu di olah dengan cara membalikkan tanah dengan bajak, menggemburkan, dan menghaluskannya dengan cangkul atau garpu, agar drainasenya baik.  Sebaiknya pengolahan tanah cukup dalam, paling sedikit sedalam 20cm.  Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha.  Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m.  Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm.
B.      PERSIAPAN BAHAN TANAMAN
Rosela dapat dibiakkan dengan biji atau stek batang.  Namun, dengan biji lebih mudah dan praktis.  Sistem perakaran tanaman yang berasal dari biji memiliki tunggang yang dalam, sehingga lebih tahan thd kekeringan dibandingkan dengan tanaman asal stek.  Kebutuhan benih atau biji rosela sekitar 11-22 kg/ha, tergantung kesuburan tanah dan jarak tanam yang digunakan.  Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosela direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru ndipilih biji yang bernas dan tenggelam untuk ditanam.
C.      PEMBIBITAN
Benih rosela dapat langsung ditanam di lapang atau dipindahtanamkan.  Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam sedalam 0,5 cm.  Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik.  Cara ini lebih praktis dan tanaman tumbuh lebih cepat, karena tidak mengalami cekaman akibat pemindahan.  Bisa juga dilakukan dengan persemaian dalam polybag selama 3-4 minggu (atau tumbuh pohon setinggi 20 cm) baru dipindahkan ke lahan.
D.      PENANAMAN DI POLYBAG
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosela dapat pula ditanam di polybag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam).  Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 4 : 1. Jika ukuran polybag lebih kecil kurang dari 5 kg), pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal dicirikan dengan tanaman tumbuh kerdil dan jumlah cabang sedikit, sehingga produksi bunga rendah. 
E.       JARAK TANAM
Dengan jarak tanam 60 x 60 cm, 60 x 45 cm, dan 60 x 30 cm, produksi kelopak bunga per ha tetap menjadi lebih tinggi, karena pada jarak tanam tersebut jumlah tanaman per ha menjadi lebih banyak sehingga dapat mengganti produksi per tanaman yang rendah.

F.       PEMUPUKAN
Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu setelah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram.
G.     . PEMANGKASAN
Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominasi apikal (pengaruh penghambatan ujung pucuk thd pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping.
Untuk meningkatkan produksi kelopak , pemangkasan dapat dilakukan pada umur dua bulab setelah tanam dengan memotong cabang utama sepanjang 10-20 cm dari pucuk tanaman.
H.      PENGENDALIAN GULMA
Sebagai kompetitor cahaya, air, dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan seteleh tanam sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Selanjutnya gulma akan berkurang, akibat ternaungi tajuk tanaman rosela yang tumbuh menutupi permukaan tanah.
                SISTEM TANAM
Rosela dapat ditanam, baik secara monokultur (satu jenis tanaman) atau tumpang sari (terdapat lebih dari satu jenis tanaman) pada lahan yang di usahakan.  Pada sistem monokultur, perawatan tanaman lebih mudah dilakukan dan produksi per satuan luas lahan juga lebih tinggi.  Namun, petani hanya akan mendapat satu jenis produk dari usaha taninya.  Sementara, pada sistem tumpang sari resiko kerugian menjadi terbagi, karena petani dapat memperoleh hasil tanaman lain resiko serangan hama dan penyakit berkurang.
                PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a.  Busuk Akar
     Penyakit utama yang menyerang rosela adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan phytopthora parasitica, Rhizoctonia solani dan Botrytis cinerea . Penyakit ini biasanya terjadi karena adanya genangan air dilahan atau musim hujan yang terlalu lama.  Cara pengendalian yang aman adalah dengan melakukan rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
b. Belalang
     Belalang merupakan hama yang umum menyerang tanaman rosela di Indonesia.  Belalang memakan daun rosela dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif rosela terganggu.  Pertumbuhan vegetatif yang terganggu menyebabkan rosela berbunga hanya sedikit atau bahkan tidak berbunga.  Pengendalian dengan pestisida tidak dianjurkan karena rosela termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh pestisida.
c.  Nematoda
     Hama penting yang menyerang rosela antara lain nematoda akar (Meloidogyne arenaria, M. Incognita acrita, dan M.javanica). Nematoda yang menyerang daun adalah rhyparida discopunctulata.
d.  Kutu Daun (Pseudococcus sp.)
     Kutu ini berwarna putih, menyerang titik tumbuh dan kelopak bunga.
     Serangan pada titik tumbuh menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daun mengeriting, sehingga pertumbuhan terhambat.

11 
PANEN DAN PASCA PANEN
                Tanaman rosela mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya diganti dengan bibit baru.  Per batang tanaman rosela dapat menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemetikan rosela lebih mudah dilakukan pagi hari daripada sore hari, karena kadar air tanaman masih tinggi, sehingga tangkai buah tidak liat.  Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga, kemudian dilakukan pemisahan biji.  Untuk rendemannya dalam bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari selama 3-5 hari, yang akhirnya siap digunakan konsumsi pribadi atau untuk tujuan komersial.
PRODUK OLAHAN ROSELA
  1. TEH ROSELA (Kelopak & Daun Rosela)
  2. JUS ROSELA
  3. SIRUP ROSELA
  4. PERMEN JELI ROSELA
  5. SELAI ROSELA
  6. DODOL ROSELA
  7. MANISAN ROSELA
  8. KOPI ROSELA (BIJI)